Sophie Smith, seorang ibu beranak satu, adalah wanita yang sejak kecil mengalami masalah kegemukan. Oleh karena itu, ia berniat melakukan operasi untuk melangsingkan tubuhnya. Namun, demi melakukan hal itu, ada sebuah harga yang amat sangat mahal yang harus dibayarnya.
Tidak mudah bagi Sophie untuk hidup dalam kondisi gemuk sepanjang hidupnya. Ia ingin sekali langsing dan menjadi lebih sehat. Ia sudah melakukan banyak hal untuk bisa menurunkan berat badan. Sayangnya, hasrat untuk makan tak pernah terkalahkan dibanding usahanya untuk menurunkan berat badan.
Sophie berpisah dengan pria yang selama ini dicintainya dan mereka sebenarnya memiliki calon buah hati. Perpisahan itu membuat Sophie berpikir bahwa pada dasarnya ia memiliki keputusan untuk mempertahankan janinnya atau tidak. Bila mempertahankan janinnya, maka Sophie akan memiliki berat 150 kilo lebih yang disebut bisa mengancam kesehatannya.
Sophie pun mengambil keputusan sulit. "Agar bisa menurunkan berat badan, aku harus mengorbankan janinku. Tak ada pilihan lain. Bila tidak, maka aku tak akan melihat anakku yang sekarang tumbuh dewasa," ujarnya.
"Aku mengambil keputusan tersebut dan air mata bercucuran di pipiku," kata Sophie.
Sophie mengambil keputusan tersebut bukan semata karena ingin langsing. Namun juga karena ia ingin anaknya, Nathan, merasakan kasih sayang ibunya lebih lama hingga ia dewasa.
Sekarang, Sophie sudah lebih langsing karena operasi membuatnya turun 42 kg. Meski keputusan yang diambilnya cukup kontroversial, namun lingkungan sekitarnya tidak mencecar pilihannya mengaborsi anak. "Aku mendapatkan respon yang positif dari orang di sekitarku, tak ada yang bicara sentimen padaku," ujarnya.
Wanita ini juga menjelaskan bahwa meski ia sedih, namun ia tak menyesal melakukan aborsi ini. "Aku sudah memiliki satu anak dan aku ingin melihatnya tumbuh dewasa. Bagiku, apapun pantas kuperjuangkan untuk dia."
Menurut Carol Cooper, hal ini sedikit aneh. Carol tak sepenuhnya menyalahkan aborsi yang dilakukan Sophie. Namun menurutnya, janin tersebut tak semestinya "dianggap sebagai penghalang" untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Carol menyarankan bahwa bila memang endingnya seperti yang dilakukan Sophie, maka sebaiknya Sophie dan pasangannya berpikir dua kali untuk berhubungan intim sampai hamil.
Keputusan Sophie memang kontroversial. Banyak komentator yang mengatakan bahwa gaya hidup Sophie lah yang salah, namun ada juga yang memaklumi keputusannya karena memahami bahwa hal itu tidak mudah.bld
Tidak mudah bagi Sophie untuk hidup dalam kondisi gemuk sepanjang hidupnya. Ia ingin sekali langsing dan menjadi lebih sehat. Ia sudah melakukan banyak hal untuk bisa menurunkan berat badan. Sayangnya, hasrat untuk makan tak pernah terkalahkan dibanding usahanya untuk menurunkan berat badan.
Sophie berpisah dengan pria yang selama ini dicintainya dan mereka sebenarnya memiliki calon buah hati. Perpisahan itu membuat Sophie berpikir bahwa pada dasarnya ia memiliki keputusan untuk mempertahankan janinnya atau tidak. Bila mempertahankan janinnya, maka Sophie akan memiliki berat 150 kilo lebih yang disebut bisa mengancam kesehatannya.
Sophie pun mengambil keputusan sulit. "Agar bisa menurunkan berat badan, aku harus mengorbankan janinku. Tak ada pilihan lain. Bila tidak, maka aku tak akan melihat anakku yang sekarang tumbuh dewasa," ujarnya.
"Aku mengambil keputusan tersebut dan air mata bercucuran di pipiku," kata Sophie.
Sophie mengambil keputusan tersebut bukan semata karena ingin langsing. Namun juga karena ia ingin anaknya, Nathan, merasakan kasih sayang ibunya lebih lama hingga ia dewasa.
Sekarang, Sophie sudah lebih langsing karena operasi membuatnya turun 42 kg. Meski keputusan yang diambilnya cukup kontroversial, namun lingkungan sekitarnya tidak mencecar pilihannya mengaborsi anak. "Aku mendapatkan respon yang positif dari orang di sekitarku, tak ada yang bicara sentimen padaku," ujarnya.
Wanita ini juga menjelaskan bahwa meski ia sedih, namun ia tak menyesal melakukan aborsi ini. "Aku sudah memiliki satu anak dan aku ingin melihatnya tumbuh dewasa. Bagiku, apapun pantas kuperjuangkan untuk dia."
Menurut Carol Cooper, hal ini sedikit aneh. Carol tak sepenuhnya menyalahkan aborsi yang dilakukan Sophie. Namun menurutnya, janin tersebut tak semestinya "dianggap sebagai penghalang" untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Carol menyarankan bahwa bila memang endingnya seperti yang dilakukan Sophie, maka sebaiknya Sophie dan pasangannya berpikir dua kali untuk berhubungan intim sampai hamil.
Keputusan Sophie memang kontroversial. Banyak komentator yang mengatakan bahwa gaya hidup Sophie lah yang salah, namun ada juga yang memaklumi keputusannya karena memahami bahwa hal itu tidak mudah.bld