Agar Penderita Diabetes Tetap Puas Ngesek - Beberapa orang yang terkena penyakit diabetes akan merasa khawatir dengan aktifitas seksualnya. Diabetes adalah penyakit serius dan kronis yang dapat mempengaruhi tubuh, termasuk kesehatan seksual. Dengan, mengontrol kadar gula darah tetap dalam rentang normal agar dapat menjamin kehidupan seksual yang baik.
Perlu diketahui bahwa penderita diabetes memiliki resiko 3-4 kali menderita disfungsi ereksi ketimbang non-diabetes.
Fungsi seksual yang baik tergantung pada aliran darah yang baik dan kemampuan untuk tidak hanya melihat sensasi, tetapi memiliki organ-organ dan jaringan merespon sensasi-sensasi tersebut. saat kadar gula darah tinggi, sel tidak dapat berfungsi dengan baik dan ujung saraf menjadi rusak. Hal tersebut dapat menyebabkan mati rasa atau kesemutan (neuropati diabetik).
Kadar gula darah yang tidak terkendali juga merusak pembuluh darah dengan mengurangi kemampuan relaksasi dan kontraksi bila diperlukan dan meningkatkan risiko aterosklerosis, yang pada gilirannya merusak aliran darah. Perubahan ini dapat mempengaruhi kehidupan seksual juga. Kerusakan saraf dapat mengakibatkan penurunan sensasi pada alat kelamin, yang membuatnya lebih sulit untuk menjadi terangsang bila disentuh atau dibelai.
Gangguan aliran darah umumnya menyebabkan disfungsi ereksi pada pria dan kurangnya lubrikasi atau kesulitan mencapai orgasme pada wanita. Pasien dengan diabetes juga memiliki tanggapan yang lebih buruk terhadap obat untuk disfungsi ereksi.
Kadar gula darah yang terkontrol dapat mencegah kerusakan. Tetapi membutuhkan pilihan makanan yang tepat, menghindari gula, karbohidrat sederhana, berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari, dan kepatuhan terhadap cek kadar glukosa darah dan mengonsumsi obat diabetes. Penurunan pada kehidupan seksual dapat terjadi pada penderita diabetes. Tentunya hal tersebut sangat mengecewakan, sehingga pencegahan adalah kuncinya.
Penatalaksanaan diabetes mellitus dengan tujuan pencapaian kadar glukosa darah yang ideal, mencegah simptom akut dan komplikasi kaitan dengan hiperglikemi berkepanjangan, mencegah hipoglikemia, serta mencegah/memperlambat progresivitas komplikasi kronis. Bila dengan diet belum berhasil menurunkan kadar glukosa darah yang ideal, maka dibantu dengan obat-obatan anti diabetes peroral maupun dengan injeksi insulin. Semua itu dilakukan agar penderita diabetes dapat melakukan hubungan seks secara normal seperti yang lain.
(Majalah Dokter Kita)